Cerita dipagi hari...
Seorang
cucu bercakap-cakap kepada kakeknya, disuatu waktu cucunya berkata “kek
ceritakan kepadaku tentang pabrik gula madukismo yang dahulu kakek ketahui..”
serempak tak perlu waktu lama sang kakek pun segera bercerita..
Dahulu
pabrik gula madukismo adalah suatu tempat yang menarik bagi kakek disaat kakek muda.
Saat itu dimana pabrik gula masih sangat aktif memproduksi gula, banyak
karyawan dan juga buruh yang melakukan pengetaman lahan tebu sehingga
kereta-kereta tebu pun terlihat silih berlalu lalang berlajan di rel tebu
sekitar pabrik, ada dari teman-teman kakek yang terkadang meminta sebatang tebu
untuk sekedar dihisap-hisap dan hal itu sangat mengasikan bagi kami. 200 meter
kearah utara dari pabrik tebu terdapat masjid yang biasa kami jadikan tempat
untuk melepas lelah dan beribadah, sedangkan 200 meter kearah barat ada sungai
yang cukup jernih yang biasa kakek jadikan tempat untuk sekedar berenang dan
bersenang-senang dengan teman-teman kakek disaat kakek muda,- dan juga yang tidak
kalah menarik adalah sebuah tempat yang sering kakek kunjungi tidak jauh dari pabrik
gula madukismo yaitu taman jalan masjid kasongan, tempat yang nyaman untuk
menikmati suasana pedesaan ketika para karyawan pabrik gula madukismo
mengakhiri aktifitas kerja nya, dihari itu mereka rutin melewati tempat ini,
terkadang terlihat mereka duduk sejenak diwarung kopi juga beberapa dari
karyawan itu terlihat sedang menghisab beberapa batang rokok dan menghabiskan
nya sebelum iya bergegas pulang kerumahnya masing-masing. Cu... pada dasarnya
pabrik gula madukismo ini hanyalah pabrik gula biasa yang berada di kota jogja,
Hanya saja pabrik ini menjadikan limbah cairan yang dikeluarkan nya cukup
berbeda dibandingkan dengan limbah-limbah pabrik pada umumnya, yaitu limbah ini
sangat bagus untuk ladang padi disekitar pabrik yang diairinya melalui aliran
irigasi pembuangan limbah pabrik, jadi pada kisah pabrik gula madukismo yang
sudah tua ini adalah, simbiosis saling menguntungkan tetap terjadi walaupun
generasi sudah cukup lama dilalui.