Tepat
di tengah kota jogja, berdiri megah sebuah pondok modern bernama madrasah
muallimin muhammadiyah. Muallimin merupakan sekolah kader sebuah persyarikatan
muhammadiyah yang sudah berdiri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, didirikan
oleh seorang tokoh nasional bernama Kh. Ahmad dahlan. Muallimin merupakan
sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran boarding school yang dimana memliki
banyak organisasi santri seperti halnya Tapak suci, Hizbul wathan, Ikatan
pelajar muhammadiyah dan juga scientisc dan lain sebagainya. Muallimin dibangun
tepat berada di jalan Letjend. S Parman patangpuluhan yogyakarta, dengan gedung
induk berlantai empat dan juga tiap kelas yang memiliki peralatan yang lengkap
sudah mesti sekolah ini memiliki keunggulan fisiknya, terlebih ditambah para
pengajar yang berupa kyai dan juga pengajar muda yangberpengalaman dan berjiwa
motivator merupakan nilai lebih yang selalu kami ungguli. Sekolah ini hanya
menampung santri lelaki sama halnya seperti pondok modern pada umumnya ada juga
yang diperuntukan bagi santriwati wanita yaitu bernama Muallimat, hanya saja
dibangun ditempat yang jaraknya tidak begitu jauh dari kami maksud dari
dipisahnya jenis santri adalah agar terciptanya kegiatan belajar mengajar yang
kondusif, begitu juga dibandingkan muallimin dan muallimat, tidak banyak
perbedaan pada kedua pasangan sekolah kader ini.
Dahulu saat ku bersekolah dimuallimin, ada sebuah program yang bernama Mubaligh hijrah, program yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa dakwah bagi para santri dimana para santri diwajibkan untuk mengikuti hijrah pergi kesuatu daerah di wilayah jogjakarta dan diberikan tugas untuk mendakwahi beberapa kalangan diantaranya mengajar TPA dan juga menjadi penceramah kultum diwaktu shubuh. Itu adalah pengalaman yang sangat bermanfaat bagiku saat bersekolah dimuallimin, sekolah dimana menekankan akan pelajaran dunia namun tak lepas juga memberikan penekanan akan ilmu akhirat tentunya bagi umat Islam. Tak hayal pada saat ini sering kudapati lulusan muallimin banyak yang mengayomi masyarakat dan bahkan menjadi tokoh dalam pasion nya masing-masing.
Dahulu saat ku bersekolah dimuallimin, ada sebuah program yang bernama Mubaligh hijrah, program yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa dakwah bagi para santri dimana para santri diwajibkan untuk mengikuti hijrah pergi kesuatu daerah di wilayah jogjakarta dan diberikan tugas untuk mendakwahi beberapa kalangan diantaranya mengajar TPA dan juga menjadi penceramah kultum diwaktu shubuh. Itu adalah pengalaman yang sangat bermanfaat bagiku saat bersekolah dimuallimin, sekolah dimana menekankan akan pelajaran dunia namun tak lepas juga memberikan penekanan akan ilmu akhirat tentunya bagi umat Islam. Tak hayal pada saat ini sering kudapati lulusan muallimin banyak yang mengayomi masyarakat dan bahkan menjadi tokoh dalam pasion nya masing-masing.