SoftSkill.




TEORI MOTIVASI, BERDASARKAN KONFLIK ORGANISASI.
Teori Organisasi Umum 1.




Muhammad Mishbah
1611302
2ka14
Kelompok 5

UNIVERSITAS GUNADARMA.
2014/2015.
TEORI MOTIVASI


Teori – teori motivasi dapat diklasifikasikan baik sebagai teori kepuasan atau teori proses. Dimana terdapat faktor – faktor dalam diri (mis. Kebutuhan, tujuan, motif) yang memberi  energi, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku.Teori proses motivasi merupakan teori yang menerangkan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan. Teori kepuasan motivasi merupakan teori yang menfokuskan pada faktor – faktor dalam diri seseorang yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku.Hirarki kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori dua fakta Herzberg dan teori kebutuhan yang dipelajari dari Mc Clelland adalah empat teori isi dari motivasi yang penting. Masing – masing memiliki dampak yang penting pada praktik manajemen.
  1. Teori Douglass McGregor dan Teori X – Y
Douglas McGregor menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia : yang pertama pada dasarnya negatif. - Teori X – dan yang lainnya pada dasarnya positif – Teori Y -. Setelah mempelajari cara manajer menghadapi pegawai. McGregor berkesimpulan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokkan asumsi tertentu dan bahwa manusia cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahannya sesuai dengan asumsi – asumsi tersebut.
Terdapat empat asumsi yang dianut oleh para manajer menurut Teori X :
1.    Para pegawai pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan, jika mungkin, berusaha menghindarinya.
2.    Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan – tujuan yang diinginkan.
3.    Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu mungkin.
4.    Kebanyakan pegawai menempatan rasa aman diatas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan sedikit ambisi.



Kebalikan dari pandangan yang negatif terhadap manusia, McGregor menempatkan empat asumsi lain yang disebut Teori Y :
1.    Para pegawai dapat melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya istirahat atau bermain.
2.    Manusia akan menentukan arahnya sendiri dan menegndalikan diri, jika mereka merasa terikat kepada tujuan – tujuan.
3.    Rata – rata orang dapat belajar untuk menerima, malahan mencari tanggung jawab.
4.    Kreativitas yaitu, kemampuan untuk membuat keputusan – keputusan yang baik tersebut luas pada seluruh populasi dan tidak selalu merupakan hak dari mereka yang menduduki fungsi manajerial. 

  1. Teori Maslow (1943, 1954)
    Teori yang menganggap kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivator.Kebutuhan manusia, tersusun dalam suatu hirarki kepentingan, yaitu :
1.    Fisiologis : Makanan, minuman, tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit.
2.    Keamanan dan keselamatan : Kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman, yaitu keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
3.    Rasa memiliki, social dan kasih saying : Kebutuhan atau persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang.
4.    Penghargaan (esteem) : Kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan penghargaan dari pihak lain.
5.    Aktualisasi diri : Kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.
  1. Teori ERG – Adelfer (1972)
Aldelfer setuju dengan Maslow bahwa kebutuhan – kebutuhan individual tersusun secara hirarki. Teori yang dikembangkan dan diuji oleh Adelfer yang mengkatagorikan kebutuhan,
 yaitu :
1.    Eksistensi (Existence / E)  : Kebutuhan – kebutuhan terpuaskan oleh faktor – faktor seperti makanan , udara, air, gaji dan kondisi pekerjaan.
2.    Keterkaitan (Relatedness / R)  : Kebutuhan –kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan social dan interpersonal yang berarti.
3.    Pertumbuhan (Growth / G) : Kebutuhan – kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi yang kreatif atau produktif.
  1. Teori dua faktor – Herzberg (1966)
Memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor – faktor ekstrinsik. Teori motivasi dua faktor dari Herzberg mengidentifikasi dua jenis faktor dalam tempat kerja : pemuas dan bukan pemuas. Jika suatu kondisi kerja menyebabkan ketidakpuasan kerja, maka menghilangkannya akan menyebabkan ketidakpuasan kerja dan sebaliknya , jika suatu kondisi kerja menyebabkan ketidakpuasan kerja, menghilangkannya akan menyebabkan kepuasan kerja.
1.    Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan
2.    Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
Kesimpulan dari studi awal teori Herzberg adalah terdapat satu kelompok kondisi ekstrinsik, (konteks pekerjaan), yang meliputi :
1.    Upah
2.    Keamanan kerja
3.    Kondisi kerja
4.    Status
5.    Prosedur perusahaan
6.    Mutu penyeliaan
7.    Mutu hubungan interpersonal antar sesame rekan kerja, atasan dan bawahan
Keberadaan kondisi – kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat “ tidak ada keputusan “, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan, atau faktor higieni. Terdapat satu kelompok kondisi intrinsik, isi kerja yang meliputi :
1.    Pencapaian prestasi
2.    Pengakuan
3.    Tanggung jawab
4.    Kemajuan
5.    Pekerjaan itu sendiri
6.    Kemungkinan berkembang.

  1. Teori kebutuhan yang dipelajari dari McClelland
Teori yang mengatakan bahwa seseorang dengan suatu kebutuhan yang kuat akan termotivasi untuk menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan kebutuhan. Kebutuhan seseorang dipelajari dari kebudayaan suatu masyarakat. McClelland telah mengusulkan teori kebutuhan yang dipelajari. Tingkah laku yang diasosiasikan dengan kebutuhan yang meliputi :
1.    Pencapaian prestasi (n Ach)
2.    Berafiliansi (n Aff)
3.    Kekuasaan (n Pow)



DAFTAR PUSTAKA

·         Schuster & Simon, atau Teori Organisasi : Struktur, Desain, dan Aplikasi, Terj. Udayana, Jusuf. Jakarta,1994
·         Donnelly & Gibson et al, atau Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 8, Terj. Adiarni, Nunuk. Jakarta : Salemba, 2008
·         Faules,F.,Don,&Pace,Wayne.,R.,atau Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Terj. Mulyana,Deddy et al.Bandung,1998