Antara telematika dan 1 contoh modernisasi

      Telematika atau singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika merupakan kata yang diadopsi dari bahasa Prancis yakni “Telematique” yang menurut bahasa memiliki arti sebagai bertemunya antara sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Dalam pengertian lain Telematika juga dapat diartikan sebagaimana berkembangnya sistem atau tekhnik cara hidup lama kearah modernisasi dengan campur tangan kemajuan unsur teknologi dan telekomunikasi yang digunakan sebagai wadah untuk menempatkan subjek atau pengguna dalam tujuannya yaitu mengaplikasikan Telematika untuk kehidupan sehari-hari, namun dalam istilah yang lebih luas arti Telematika lebih dianggap sebagai keadaan dimana banyak hal yang berkaitan dengan faktor telekomunikasi dan informasi bisa diraih dengan cara yang lebih praktis.

      Berkaitan dengan Telematika, ada sebuah contoh yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari dan berhubungan dengan berkembangnya gaya hidup modern seperti perubahan cara hidup masyarakat Indonesia dalam mendapatkan air untuk diminum, dahulu banyak masyarakat mendapatkan air untuk minum diawali dengan cara menggali atau menyediakan sumur terlebih dahulu, sehingga apabila sumur atau sumber air sudah dibuat langkah setelahnya adalah menyediakan sistem atau wadah yang nantinya berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meraih air dari sumber air yang sebelumnya dibuat, seperti yang banyak digunakan masyarakat pada saat itu adalah penggunaan timba katrol dan mesin timba air, untuk kategori timba katrol prosedur penggunaan timba katrol adalah pengguna harus menariknya dengan tali, namun seiring berjalannya waktu kini penggunaan timba katrol segera beralih dengan menggunakan timba dengan sistem baru bermodel jungkat-jungkit yang kelebihannya adalah pengguna tidak lagi memerlukan tali sepertihalnya dalam mengambil air saat menggunakan timba katrol, timba dengan model jungkat-jungkit memiliki kelebihan dibanding dengan timba berjenis katrol yang salah satunya adalah penghematan waktu yang terasa lebih cepat saat mendapatkan air. Dan lagi-lagi adalah masalah modernisasi membuat kedua jenis alat tersebut kini tidak lagi banyak didapati disekitar kita karena hal fleksibilitas dan ekonomisme. 
    Berbeda dengan cara kerja dari kedua jenis alat untuk mendapatkan air tersebut, kini masyarakat mengenal alat baru yakni pompa air listrik yang jauh lebih efisien dan ekonomis dari mesin timba,  dengan majunya cara hidup masyarakat dalam mendapatkan air, masyarakat menilai bahwa menggunakan pompa air listrik jauh lebih bisa diandalkan, yang paling membedakan adalah prosesnya dalam mendapatkan air hanya dengan menyalakan mesin pompa air listrik dengan menunggunya hingga air yang dibutuhkan telah terisi pada penampungan yang sebelumnya disediakan. Mendapatkan air untuk minum adalah melakukan proses yang paling umum dikenal dengan istilah "Memasak air", masyarakat Indonesia biasa memasak air untuk dijadikan air minum.

(Gambar : Memasak air untuk minum)
Air yang dimasak adalah air yang didapat dari hasil pengambilan air menggunakan ketiga sistem tersebut dan bersumber dari sumur atau sumber air yang sebelumnya telah dibuat, proses mendapatkan air minum ini adalah hal yang umum, karena dengan memasak air dari sumur maka air sudah bisa dikatakan steril, masyarakat percaya apabila air dimasak maka air yang sebelumnya mengandung bakteri dan kuman penyebab penyakit yang berasal dari sumur bisa mati atau sedikit berkurang, dengan cara dimasak pula air pun biasanya mengalami perubahan rasa secara keseluruhan. Proses mendapatkan air ini adalah proses yang cukup familiar bagi masyarakat indonesia, hingga proses modernisasi lagi-lagi menawarkan perubahan cara lama dalam mendapatkan air untuk minum kearah yang selangkah lebih maju. Ada dari masyarakat mengenal istilah air galon refile atau air minum galon isi ulang, dengan adanya air galon isi ulang ini maka sebagian dari masyarakatpun beranjak untuk menggunakannya, prosedurnya adalah galon ditempatkan dimana dispenser atau alat penuang air disatukan nantinya dispenser digunakan sebagai alat yang mengalirkan air minum galon tersebut kearah keran air berada hingga nantinya bisa dikonsumsi.


(Gambar : Dispenser Water Jar)
Dengan menggunakan air minum galonan dan dispenser, masyarakat mengenal istilah refile dan menggunakan biaya dimana apabila air didalam galon habis mereka membelinya, perubahan cara ini nantinya memungkinkan masyarak untuk dapat memilih jenis merek terhadap galon yang mereka pakai, selektif dalam memilih jenis merek air galon ditentukan dengan kualitas dan juga nominal harga yang ditawarkan.

     Mengenal penggunaan Public Drinking Water, sebagai negara beriklim tropis dan berada di bagian wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah termasuk salah satu negara dengan jumblah penduduk yang cukup terbesar di dunia, tentu mengonsumsi air minum adalah hal yang harus dilakukan apabila masyarakat haus, terlebih manusia mengonsumsi minum dengan jumblah yang cukup banyak perhari yakni 2 liter banyaknya. Dengan jumblah sebanyak itu biasa masyarakat Indonesia banyak mendapatkan air untuk minum dari hasil air yang berada dirumahnya(Air galon atau air rebus), terkecuali bagi mereka yang tidak sedang berada didalam rumah. Bagi masyarakat yang berada dirumah biasa masyarakat menggunakan air rebusan ataupun air galon isi ulang dengan cara merebus air dan juga membeli air minum galon, namun apabila masyarakat berada diluar rumah untuk mendapatkan air minum biasa masyarakat mendapatkannya dengan cara membeli air minum botolan ataupun air minum yang sudah tersedia seperti air teko atau air minum galon spare.

(Gambar : Air minum botolan)
Walau dengan membeli air minum botolan terbilang sesuatu yang praktis, namun kita tahu jumblah sampah botol akibat penggunaan air minum botolan terbilang sangat banyak, kepedulian masyarakat akan limbah sampah plastik botol pun bisa dibilang kurang karena praturan untuk meminimalisir penggunaan botol plastik pun masih belum tegas terutama untuk botol minum sekali pakai.
Saat ini pula masyarakat di negara modern sudah mantap merealisasikan Public Drinking Water, dimana Public Drinking Water adalah salah satunya dapat meminimalisir penggunaan sampah air minum yang berkaitan dengan botol plastik sekali pakai, Public Drinking Water pula menjadikan pelengkap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di negara maju, masyarakat kini tidak lagi perlu bersusah payah mencari toko untuk membeli air minum karena nantinya masyarakat hanya perlu mendatangi fasilitas ini.

(Gambar : Seseorang menggunakan public drinking water)
Dengan adanya Public Drinking Water pula, perkembangan Telekomunikasi dan Informatika bisa dilakukan pada fasilitas tersebut seperti pembuatan Aplikasi Android tentang Publik Drinking Water terhadap kontrol rutin pada object yang telah dibangun.

Aplikasi for Public Drinking Water
Berkat perkembangan Telekomunikasi dan Informatika, masyarakat kini bisa mendapatkan fasilitas Public Drinking Water berdasarkan penggunaan aplikasi android pada smartphone. Masyarakat mengandalkan Telematika yang berkembang seiring dengan berkembangnya sistem cara hidup yang terstruktur. Telematika pada contoh ini nantinya adalah mengaplikasikan penyebaran informasi mengenai Public Drinking Water kepada pengguna dengan bentuk aplikasi android.






Public Drinking Water & Pengantar Telematika


(Gambar : seseorang dengan Public Drinking Water)
Perkembangan budaya hidup saat ini diintisari dari berbagai macam sisi sepertihalnya perkembangan cara berkomunikasi dan juga perkembangan teknology, semua hal itu sepertihalnya mengarah kepada gaya hidup modern dan mengedepankan efisiensi dan juga ekonomisme yang sangat sensitif untuk dipertimbangkan. Kini hidup bisa lebih modern, setiap hal mengenai efisiensi dan ekonomis kini mudah ditemui 

Telematika atau singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika lebih mengacu kepada sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi, sehingga banyak hal dari teknology telekomunikasi komputer akan berbasis mengandalkan 3 peran penting dari teknology, informasi dan komputer dalam aspek yang luas. Seperti Public Drinking Water dan sejarahnya. Public Drinking Water atau dalam istilah lain juga disebut fasilitas Drinking Fountain pada awalnya tidaklah seperti semodern saat ini, perkembangan waktu dari tahun ketahun pada awal direalisasikannya Public Drinking Water hanyalah berbentuk menyerupai tempat berpancarnya air jernih seperti mata air dengan design menyerupai patung atau hanya bongkahan batu, 


(Gambar : Seseorang dan Old Public Drinking Water)
Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan akan fasilitas Publik Drinking Water menjadi semakin modern sepertihalnya perkembangan akan teknology komunikasi, pada fasilitas Public Drinking Water kini beberapa sisi infrastruktur terdiri dari bagian yang tidak monoton sepertihalnya dengan susunan teknology Referse Osmosis dan juga bagian Case yang saat ini lebih banyak tersusun dari bahan logam yang mampu menjaga sterilisasi dari berbagai hal yang tidak diinginkan seperti jamur ataupun karat.


(Gambar : Contoh Fasilitas Public Drinking Water)
Begitu juga dengan penggunaannya yang dinilai lebih mudah, kini siapa saja dapat mengakses Fasilitas Public Drinking Water apabila haus, dengan cara Press atau Hold Button yang nantinya air akan secara otomatis akan keluar tepat dimana arah keran berada. 

(Gambar : Seseorang menggunakan Public Drinking Water)

Pada Public Drinking Water, rekayasa inovasi seperti penerapan terhadap infrastruktur nantinya akan dimanajemen dengan menggunakan sistem android, walaupun kedepannya sistem akan dipadukan dengan objek dari fasilitas itu sendiri(Public Drinking Water) namun fleksibilitas akan dengan mudah dapat diterapkan. Telematika berperan nantinya sebagai pengontrol dari objek dimana air adalah predikat dan pengguna adalah subjek. Sistem bekerja ketika kondisi objek mengalami perubahan keadaan, seperti pengontrolan rutin pada infrastruktur dalam jangka waktu yang ditentukan, pengecekan rutin ataupun maintenance bisa dilakukan berdasarkan informasi yang dikirim dari objek kepada android,  modernisasi yang diterapkan, jaringan komputer yang nantinya dibangun pada fasilitas ini membuat informasi pada pelayanan menjadikan telematika selalu melakukan up to date dan mampu dilakukan dimana saja. Hal ini yang nantinya menjadikan Public Drinking Water dapat diakses menggunakan android.

Di Indonesia sendiri Public Drinking Water masih jarang ditemui, bukan berarti sulit direalisasikan tetapi Public Drinking Water adalah budaya dari mereka yang lebih tertarik dengan pengeluaran cost yang lebih ekonomis ketimbang membeli minum botolan dijalan, hal ini terbukti di negara negara Eropa sepertihalnya Inggris, German dan Italy mereka dapat melakukan pelayanan public terbaik dan melakukan pemangkasan cost secara masal dengan cara merealisasikan Public Drinking Water, hasilnya adalah lingkungan tidak terlalu banyak menghasilkan sampah botol air minum dan predikat Go Green sudah diterapkan jauh jauh sebelum pabrik minuman botol berani lepas tangan atas banyaknya limbah sampah minuman botolan yang berada di tempat pembuangan sampah

Sayangnya untuk dapat menciptakan hal itu terjadi di Indonesia, nantinya akan banyak pihak yang dilibatkan dalam hal biaya, tanggung jawab dan komersialistik. Untuk merealisasikan Public Drinking Water secara umum dan menjadikannya sebagai sistem telematika yang terorganisir banyak cara bisa dilakukan seperti kerjasama kemitraan ataupun sponsorship karena Public Drinking Water merupakan fasilitas yang pada dasarnya memiliki fleksibilitas dalam hal perealisasiannya, masyarakat pada umumnya dapat menggunakan Public Drinking Water dimana pun Public Drinking Water tersebut berada seperti pada linkungan pendidikan sebagai contoh yakni kampus, sekolah-sekolah ataupun tempat perpustakaan atau pada lingkungan bisnis seperti gedung-gedung kantor dan tempat perbelanjaan modern ataupun tradisional dan yang paling banyak ditemui juga seperti tempat terbuka hijau yang didalamnya terdapat aktifitas public berupa anak yang sedang bermain ataupun orang yang beristirahat.